Saat perang Hunain, Rasulullah SAW memperoleh ghanimah ( Harta rampasan perang ) yang melimpah.seusai perang Rasulullah SAW pun segera membagi ghanimah itu.diantara yang banyak memdapatkan bagian adalah para pemimpin kabilah dan tokok - tokoh makkah yang muallaf.Abu sofyan yang baru masuk islam setelah pembebasan kota makkah dan ikut perang pertama kali itu, mendapatkan bagian 100 unta dan 40 tail perak.Dan ditambahkan lagi 100 unta untuk anaknya, muawwiyah dan 100 unta untuk cucunya, Yazid. Hakim yang masih saudara sepupu dengan Khadijah juga mendapatkan 100 unta.dengan ratusan bahkan ribuan ekor unta itu mereka dan yang lainnya pun kembali ke makkah.
Kaum Anshar dan Muhajirin yang telah puluhan kali berperang dan sudah berkorban sekian lama justru tidak mendapatkan apa apa.sehingga ada sekelompok orang dari kaum anshar yang mengeluh dan mengerutu.
Mendengar kabar tersebut, Rosulullah SAW lalu mengumpulkan kaum Anshar dan berkhutbah,” Hai kaum Anshar.bukankah ketika aku datang kalian masih dalam keadaan sesat kemudian Allah SWT memberikan hidayah kepada kalian? Bukankah ketika itu kalian masih hidup menderita dan Allah SWT membuat kalian berkecukupan? Bukankah ketika itu kalian masih saling bermusuhan kemudian Allah SWT mempersatukan hati kalian?”
“ Benar, ya rosul Allah ! “ Sahut mereka.
Kemudian beliau memjelaskan tentang persoalan ghanimah : “ Hai kaum Anshar, apakah kalian jengkel karena tidak menerima sekelumit sampah keduniaan yang tidak ada artinya? Dengan sampah itu aku hendak menjinakkan suatu kaum yang baru masuk islam! Hai kamu Anshar, apakah kalian tidak merasa ridha melihat orang lain pulang membawa kambing dan unta, sedangkan kalian membawa pulang Rasul Allah...!
Selanjutnya Rosulullah SAW berdoa “ Ya Allah, Limpahkanlah Rahmat-Mu kepada kaum Anshar dan kepada cucu kaum Anshar...!”
Mendengar ucapan beliau yang demikian itu kaum Anshar banyak yang menangis hingga janggut mereka basah karena air mata.mereka lalu menjawab, “ kami Ridha bertuhankan Allah dan Ridha menerima Rasulnya sebagai jatah Pembagian.
Sumber : Majalah Hidayatullah







0 komentar:
Posting Komentar