Sebagian
besar orang tua masa kini sudah kenal istilah “Kecerdasan Majemuk” atau
Multiple Intelligences (MI). Tetapi tahukah Anda, apa yang sebenarnya mendasari
pemikiran Howard Gardner, bapak kecerdasan majemuk ini?
Semua berawal dari kegelisahan Howard Gardner, seorang profesor pendidikan yang mengabdikan dirinya di Universitas Harvard, Amerika Serikat. Menurutnya, selama ini para pendidik telah melakukan kekeliruan karena menganggap tes kecerdasan atau tes IQ adalah satu-satunya ukuran yang paling dapat dijadikan patokan untuk mengukur kecerdasan seseorang.
Menurut Gadner, kecerdasan manusia juga harus dinilai berdasarkan:
- Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi hidup
- Kemampuan menemukan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan atau dicari solusinya
- Kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan memberikan penghargaan dalam budaya seseorang.
Gardner bersama rekan-rekannya yang mengembangkan penelitian untuk mengembangkan konsep MI tidak hanya menilai kecerdasan dengan cara menguji kemahiran seseorang memahami dan menyelesaikan soal-soal logika-matematika (sebagaimana yang dilakukan dalam tes IQ). Bersama tim, Gardner mengembangkan cara-cara mengukur kemampuan individu untuk memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu.
Dikembangkan dan diungkapkan pertama kali tahun 1983, Gardner mendefinisikan kecerdasan manusia yang tak berbatas, yang diantaranya dapat dikelompokkan menjadi delapan kecerdasan, yaitu Bodily-kinesthetic,Interpersonal,Verbal-linguistic,Logical-mathematical,Intrapersonal,Visual-spatial,Musical,Naturalistik
And Spiritual.
Semua berawal dari kegelisahan Howard Gardner, seorang profesor pendidikan yang mengabdikan dirinya di Universitas Harvard, Amerika Serikat. Menurutnya, selama ini para pendidik telah melakukan kekeliruan karena menganggap tes kecerdasan atau tes IQ adalah satu-satunya ukuran yang paling dapat dijadikan patokan untuk mengukur kecerdasan seseorang.
Menurut Gadner, kecerdasan manusia juga harus dinilai berdasarkan:
- Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi hidup
- Kemampuan menemukan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan atau dicari solusinya
- Kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan memberikan penghargaan dalam budaya seseorang.
Gardner bersama rekan-rekannya yang mengembangkan penelitian untuk mengembangkan konsep MI tidak hanya menilai kecerdasan dengan cara menguji kemahiran seseorang memahami dan menyelesaikan soal-soal logika-matematika (sebagaimana yang dilakukan dalam tes IQ). Bersama tim, Gardner mengembangkan cara-cara mengukur kemampuan individu untuk memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu.
Dikembangkan dan diungkapkan pertama kali tahun 1983, Gardner mendefinisikan kecerdasan manusia yang tak berbatas, yang diantaranya dapat dikelompokkan menjadi delapan kecerdasan, yaitu
Ikhtisar
masing-masing kategori kecerdasan majemuk ini, yaitu:
Bodily-kinesthetic
Area
kecerdasan ini berhubungan erat dengan ketangkasan gerak tubuh. Sebagian besar
dari mereka bagus dalam aktivitas fisik, seperti olahraga dan menari. Mereka
menikmati akting dan performance, juga memiliki kemampuan membangun
dan membuat sesuatu yang baik. Anak dengan kecerdasan bodily-kinesthetic tinggi
secara unik mengingat sesuatu melalui anggota tubuhnya, karenanya mereka akan
sangat baik mengingat visualisasi atau gambar.
Interpersonal
Area
kecerdasan ini berkaitan erat dengan kemampuan menjalin hubungan dengan orang
lain. Meskipun tidak dapat dipastikan terjadi pada setiap anak, anak-anak
dengan kecerdasan interpersonal tinggi cenderung ekstrovert, memiliki karakter
yang sensitif dan peka terhadap mood, tempramen dan motivasi
orang lain. Kemampuan mereka untuk bekerjasama dengan orang lain dalam satu
kelompok pun sangat baik. Selain itu, mereka pun dapat berkomunikasi dengan
efektif dan memiliki rasa empati tinggi pada orang lain.
Verbal-linguistic
Area
kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan memahami dan membentuk kata-kata
serta menyampaikan pikiran dan perasaan melalui ucapan dan tulisan. Anak dengan
kecerdasan verbal-linguistic tinggi terlihat sangat pandai
menggunakan kata-kata dan mempelajari bahasa. Kemampuan membaca, menulis,
bercerita dan mengingat kata-kata serta angka-angka, juga menonjol. Pada
beberapa anak, terkadang terlihat terampil dalam menjelaskan sesuatu, mengajar,
berorasi dan berbicara dengan gaya persuasif. Mereka mudah mempelajari bahasa
asing dan memiliki memori verbal yang tinggi, selain itu mereka pun mampu untuk
mengerti dan memanipulasi syntax dan struktur.
Logical-mathematical
Area
kecerdasan ini berkaitan erat dengan konsep “intelligence quotinent” (IQ).
Kecerdasan logical-mathematicalberhubungan dengan kemampuan
berpikir logika, menterjemahkan abstraktsi, menganalisa sebab-akibat dan
bekerja dengan angka. Selain anak dengan kecerdasan logical-mathematical tinggi
secara alami pandai dalam matematika, catur, pemograman komputer, dan aktivitas
logika atau yang berkaitan dengan angka lainnya. Anak ini juga memiliki kemampuan
tinggi mengidentifikasi sebab akibat, mengenal dan menterjemahkan pola abstrak,
berpikir ilmiah dan investigasi serta kemampuan untuk menyelesaikan perhitungan
yang rumit.
Intrapersonal
Area
kecerdasan ini berkaitan dengan kapasitas anak dalam introspeksi dan refleksi
diri. Meskipun tidak otomatis, anak dengan kecerdasan intrapersonal yang
tinggi, memiliki karakter yang introvert dan memilih untuk bekerja sendiri.
Mereka biasanya memiliki kesadaran yang tinggi akan eksistensi dirinya dan
mampu dengan baik memahami emosi pribadi, tujuan hidup dan motivasi bagi
dirinya. Mereka secara khusus tertarik pada hal-hal yang bersifat filosofi.
Selain itu, anak dengan kecerdasan intrapersonal tinggi cenderung bersifat
perfeksionis.
Visual-spatial
Area
kecerdasan ini berhubungan dengan kemampuan daya tangkap jarak dan ruang secara
visual. Anak dengan kecerdasanvisual-spatial tinggi biasanya
memiliki kemampuan yang baik dalam mengkomunikasikan objek visual maupun
sebaliknya, memvisualkan objek. Mereka sangat mahir dalam menyelesaikan puzzle,
memiliki ingatan yang kuat pada gambar dan artistik. Anak-anak ini secara
keseluruhan memiliki feeling yang baik terhadap arah dan juga memiliki
kemampuan koordinasi tangan-mata yang baik.
`
Musical
Area
kecerdasan ini berkaitan dengan ritme, musik dan daya tangkap pendengaran. Anak
dengan kecerdasan musical tinggi memperlihatkan kepekaan pada
suara, ritme, nada dan musik. Mereka biasanya memiliki pitch control yang
baik, bahkan sangat baik, bisa bernyanyi, memainkan alat musik dan menciptakan
lagu. Pada beberapa kasus anak-anak ini belajar dengan menggunakan lagu dan
ritme untuk memudahkan mereka mengingat sesuatu. Selain itu mereka dapat
bekerja atau belajar dengan baik bila ditemani musik sebagai latar belakang.
Naturalistik
Area
kecerdasan ini berkaitan erat dengan alam dan hal lainnya yang berkaitan dengan
ilmu bumi/lingkungan. Mereka yang memiliki kecerdasan naturalistic tinggi,
mahir dalam memelihara dan menumbuhkan sesuatu, sensitif pada lingkungan dan
senang berinteraksi dengan hewan. Dengan stimulasi yang tepat mereka akan mampu
menganalisa arti dari perubahan cuaca atau gejala-gejala alam yang terjadi di
sekitar mereka. Mengenali dan mengkategorikan sesuatu merupakan kepandaian
utama orang-orang dengan kecerdasan naturalis. Anak dengan kecerdasan naturalistic tinggi
akan nampak tidak nyaman mempelajari hal yang belum mereka ketahui, terlihat
seperti materi yang tidak penting atau tidak memiliki kaitan dengan alam.
kecerdasan spiritual
Area
kecerdasan ini merupakan kemampuan potensial setiap manusia yang menjadikan ia
dapat menyadari dan menentukan makna, nilai, moral, serta cinta terhadap
kekuatan yang lebih besar dan sesama makhluk hidup, karena merasa sebagai
bagian dari keseluruhan. Sehingga membuat manusia dapat menempatkan diri dan
hidup lebih positif dengan penuh kebijaksanaan, kedamaian, dan kebahagiaan yang
hakiki.
Masing-masing
area kecerdasan ini sesungguhnya memungkinkan untuk dapat dicermati secara
kasat mata. Namun demikian, pengkategorian kecerdasan yang membaca belahan otak
ini, akan lebih akurat bila dideteksi dengan menggunakan alat tes yang tepat.
Sayangnya, belum ada alat yang Gardner publikasikan, yang dapat dengan tepat
mendeteksi kecenderungan kecerdasan tertentu ini. Padahal dengan mengetahui
kecenderungan kecerdasan yang dimiliki seseorang, pemberian stimulus yang tepat
akan lebih efektif, merancang pola belajar yang lebih efektif dan mengarahkan
seseorang seusai dengan bakat dan potensi yang dimilikinya.
Gardner
menjelaskan bahwa orang tua yang mengamati perkembangan anaknya setiap hari
akan dapat sedikitnya mendeskripsikan kecerdasan menonjolnya anaknya, meskipun
perlu waktu agak lama dan banyak kesabaran untuk melakukannya. Hal ini pun
perlu didukung bantuan psikolog untuk melakukan beberapa tes yang dapat
membantu perumusan hipotesa.
Di
sisi lain, pengetahuan ini juga jangan sampai menjebak seseorang hingga
akhirnya tidak bergerak aktif mencari pokok masalah yang sebenarnya, dari
hambatan prestasi akademik atau permasalahan kehidupan interaksi sosial.
Teori
kecerdasan majemuk hanyalah satu dari banyak teori bagus yang dapat Anda
jadikan referensi dalam mendukung proses tumbuh kembang prestasi Anda.
Mengkiblat pada teori ini saja jelas tidaklah cukup membantu Anda memaksimalkan
potensi sebenarnya yang dimiliki Anda. Hasil akhirnya tetap bergantung pada
orang yang memegang peranan penting dalam mengembangkan lingkungan yang
mendukung untuk menstimulasi perkembangan Anda, yaitu anda sendiri sebagai
pemegang kontrol.
Namun
demikian, mungkin sudah saatnya Anda mulai mendeskripsikan kecerdasan menonjol
yang ada pada diri Anda. Bagaimana pun juga, mengayuh perahu mengikuti aliran
arus sungai akan membuat Anda lebih cepat sampai di tujuan.







0 komentar:
Posting Komentar